Banyak sekali
tradisi seks aneh yang dapat dijumpai di bumi yang maha luas ini. Konon
tradisi seks ini ada yang masih bertahan hingga sekarang namun ada pula
yang telah hilang, seiring telah masuknya agama kedalam tatanan
kehidupan. Kehidupan seksual seringkali dianggap salah satu kemewahan
setiap manusia. Dan terkadang sudah menjadi kodrat jika seseorang ingin
memenuhi kebutuhan itu dengan cara pernikahan. Namun tahukah kamu,
rupanya di dunia ini ada beberapa tempat yang memiliki tradisi seksual
yang dianggap tak masuk akal dan mengagetkan. Saking anehnya,
tradisi-tradisi itu dianggap tak masuk logika manusia.
Suku Peminum Air Mani
Dalam suku Sambians untuk menjadi seorang pria dalam suku primitif ini,
bocah laki-laki akan dipisahkan dari perempuan semenjak berusia 7 tahun
dan hidup dengan sesama pria selama 10 tahun. Selama masa itu, mereka
akan dijauhi dari seluruh sifat perempuan termasuk meminum air mani para
tetua yang dipercaya mempertahankan pertumbuhan dan kekuatan sampai
akhirnya kembali ke suku. Menjijikkan? Itulah kebudayaan suku di Papua
Nugini ini.
Pemotongan Organ Intim
Tradisi terpenting dari suku Mardudjara Aborigin di Australia ini bisa
dibilang cukup mengerikan. Mereka melakukan sunat barbar kepada organ
intim para pria di sana. Di mana organ intim pria itu dipotong memanjang
ke bawah sampai bagian scrotum dan darah yang menetes ke api dianggap
memurnikannya. Sehingga bisa merubah saluran buang air kecil bagi para
pria. Hanya pertanyaannya adalah, bukankah itu akan merusak organ intim
pria secara medis?
Berhubungan Seks Saat Muda
Suku primitif di pedalaman Papua Nugini ini tampaknya bisa menjadi
studi kasus dalam konseksuensi revolusi seksual. Bagaimana tidak,
anak-anak di sana memulai berhubungan seksual pada usia 6-8 tahun untuk
wanita dan 10-12 tahun untuk pria tanpa stigma sosial. Tradisi ini sudah
menjadi hal yang terjadi di suku tersebut dan tak ayal sebagai pemicu
berkembangnya penyakit AIDS secara mengerikan di pedalaman Papua.
Ritual Voodoo dan Cinta
Jika kamu bepergian ke Haiti dan mengunjungi air terjun Saut d'Eau di
bulan Juli, maka kamu akan melihat ritual yang cukup cabul. Kalau kamu
berpikir bahwa praktisi Voodoo akan melakukan persembahan untuk dewi
cinta dengan cara normal maka itu salah. Akan ada sekelompok orang
telanjang yang memutar dan menggeliat di dalam lumpur yang bercampur
dengan darah hewan kurban seperti kepala sapi dan kambing.
Berbagi Istri
Ada sebuah kasus di kawasan Himalaya, di mana hanya ada sedikit lahan
yang tersedia untuk pertanian. Keluarga dengan lebih dari satu anak
dihadapkan dengan pembagian tanah mereka untuk setiap anak yang akan
berkeluarga. Bagaimana solusinya? Akhirnya mereka mencari satu saja
istri untuk anak-anak mereka agar hidup bersama tanpa membagi tanah
keluarga. Sulit untuk dibayangkan.
Mencuri Istri Orang
Suku Wodaabe di Nigeria, Afrika Barat dikenal dengan para pria yang
suka mencuri istri orang lain. Di mana pernikahan pertama diatur oleh
orangtua ketika mereka masih bayi dan harus antara garis keturunan yang
sama. Namun di festival tahunan Gerewol, pria Wodaabe memakai make up
dan kostum lalu menari untuk mengesankan para wanita serta mencuri istri
baru. Jika seorang pria mampu mencuri istri dan tak terdeteksi
(terutama dari sang suami yang tak ingin berpisah), maka mereka diakui
secara sosial dan disebut menjalani pernikahan atas dasar cinta. Gila?
Iya memang.
Adegan Seksual Publik
Menurut Sex and
Society, ada yang menyebutkan bahwa pasang surut aliran sungai Nil di
Mesir dianggap disebabkan oleh ejakulasi Atum (Dewa Penciptaan). Konsep
ini memacu karena banyak raja-raja Mesir kuno yang melakukan ritual
(maaf) masturbasi ke sungai Nil untuk menjamin kelimpahan air. Karena
terinspirasi dengan tindakan itu, maka pria-pria Mesir kuno melakukan
festival Dewa Min untuk menirunya.
Tradisi Homoseksual
Kasus homoseksual yang akhir-akhir ini menjadi salah satu problematika
besar dan nyata di kehidupan masyarakat modern, sepertinya sudah dikenal
lebih dulu oleh bangsa Yunani kuno. Di mana mereka tidak membedakan
hasrat seksual oleh jenis kelamin namun lebih menekankan pada peran yang
dilakukan oleh orang per-orang di sana. Bangsa Yunani kuno percaya saat
itu, bahwa mereka yang lebih aktif (tak peduli dengan siapa) akan
mendapat status sosial lebih tinggi serta sebaliknya untuk yang pasif
lebih rendah.
Pederasty Love
Salah satu praktek
seksual kontroversial lainnya di Yunani kuno adalah paiderastia. Di mana
seorang laki-laki tua dan seorang pemuda remaja terlibat dalam sebuah
hubungan. Yunani kuno percaya bahwa pria masih dianggap anak laki-laki
sampai jenggotnya tumbuh dan mereka yang lebih tua berguna untuk
mendidik, melindungi, dan mencintai yang lebih muda dengan jaminan
pahala. Entah siapa yang menjaminkan pahala untuk mereka.
Membayar Pernikahan Sementara
Di negara seperti Iran, ada kondisi ketika pasangan muda yang ingin
berhubungan seks namun belum menikah bisa meminta pernikahan sementara.
Mereka diperbolehkan membayar sejumlah uang untuk upacara singkat dengan
kontrak tertulis mengenai waktu yang diinginkan tanpa bertentangan
dengan hukum yang ada. Terdengar seperti kawin kontrak di Indonesia?