Minggu, 08 Desember 2013

Misteri 10 pertapaan menjadi Presiden RI (Soeharto)

Soeharto menjabat sebagai Presiden RI ke-2 sejak 1967. Kekuasaan itu tak dia dapat hanya karena peluang di dunia politik. Soeharto pun melakoni pertapaan guna memuluskan keinginannya itu.

Dalam artikel Dari Gua Semar, Wangsit itu Berasal, di Edisi Khusus Soeharto Majalah Tempo, 10 Februari 2008, dituliskan bahwa Soeharto setidaknya menjalani 10 pertapaan. Pertapaan dimulai dari Gua Jambe Lima, Gua Jambe Pitu, dan Gua Suci Rahayu di kawasan Gunung Selok, Cilacap, Jawa Tengah.

”Di Suci Rahayu itulah Soeharto melakukan penyucian awal,” kata Rusmanto, juru kunci Gua Semar. Selama melakoni semadi, Soeharto ditemani juru kunci Darmaji, yang tak lain adalah paman dari Rusmanto.

Dari Gua Suci Rahayu, Soeharto bergeser ke Gunung Srandil, yang juga ada di Cilacap. Gunung di tepi pantai itu memang terkenal sebagai tempat khusus untuk ziarah. Di sanalah dimakamkan para leluhur tanah Jawa: Eyang Agung Heru Cokro, Eyang Sukmo Sejati, Eyang Kaki Tunggul Sabdo Jaati Doyo Amongrogo, Nini Dewi Tanjung Sekar Sari, dan Eyang Lalangbuono atau lebih dikenal sebagai Ismoyo Ratu.

"Kemudian, Soeharto melanjutkan semedi di Gunung Lawu, tempat menghilangnya raga Raja Brawijaya," kata Rusmanto.

Di Gunung Lawu, Soeharto melakukan empat tahap pertapaan: di Argo Dalam, Argo Tumila, Argo Piruso, dan Argo Tiling. Setelah itu, ia bertapa lagi pada sebuah gunung kecil di Kecamatan Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah. "Selain bertapa, di gunung itu juga ada acara nyekar di makam Syekh Jamu Karang."

Usai deretan pertapan itu, barulah Soeharto menuju kawasan Dieng. Kala itu, kondisi Dieng belum sebagus sekarang. Jalannya berbatu-batu, menanjak, dan berlubang. Menurut Rusmanto, Gua Semar adalah istana terakhir Mandala Sari alias Semar. Di sanalah Semar bersemedi abadi setelah pertapaan di berbagai tempat. "Menurut kepercayaan, urut-urutan pertapaan di tanah Jawa selalu berakhir di kawasan Dieng."

Selama menjalani pertapaan, Soeharto hanya ditemani oleh juru kunci Darmaji. Para pengawalnya menunggu pada jarak yang agak jauh. Sebelum bertapa, Soeharto harus melakukan bimolukar atau mandi lulur. "Tujuannya untuk menghilangkan nafsu angkara murka," ujar Rusmanto.

Antara Hasrat dan Kemauan



Bagi sebagian masyarakat yang masih meyakini bahwa tempat-tempat tertentu memiliki kekuatan tersendiri sebagai media menenangkan pikiran, mengatasi permasalahan dan merubah nasib. Ini bisa dilihat dari beberapa tempat sacral yang juga menjadi tujuan wisata religi. Sebagai contoh adalah Gunung Selok atau Bukit Selok. Tempat ini berada di wilayah kecamatan Adipala sekitar 25 km arah timur kota Cilacap atau 10 km dari Kroya.
Setiap malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon serta Minggu Wage, tempat yang berada di perbukitan dan berada di tepi pantai samudera Indonesia ini dari berbagai  pelosok tanah air kota di tanah air bahkan ada pula yang datang dari luar negeri. Di sebelah timur Bukit Selok terdapat bukit yang cukup popular dengan sebutan Gunung Srandil. Padahal bukit ini lebih kecil dibanding dengan Bukit Selok yang memajang. Namun karena masyarakat sejak semula menyebut Gunung Srandil maka hingga kini istilah bukit tetap dengan sebutan gunung.
Seperti halnya tempat spiritual lainnya, yang bekunjung ke situ biasanya menggunakan jasa juru kunci. Di Gunung Selok ini terdapat puluhan juru kunci yang memiliki pelanggan sendiri sendiri menurut sugestinya masing-masing. Bagi yang sudah biasa didampingi oleh juru kunci tertentu dan merasakan ada perubahan nasib niscaya tamu ini tidak mau berpindah ke juru kunci yang lain.
Menurut Ibu Ratini (60) pedagang warung di bukit Selok yang juga menyediakan berbagai keperluan jiarah seperti kembang, menyan dan berbagai keperluan selamatan lain.  Ia betutur bahwa pada hari-hari besar Jawa seperti  1 Syura, Selasa Kliwon, Jumat Kliwon dan Minggu Wage banyak warga yang berjiarah ke tempat ini.
“Kebanyakan mereka dari jauh.  Dari Sumatera, Kalimantan dan luar Jawa lainnya bahkan dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapura juga ada. Umumnya mereka ke sini sebagai ujud syukur karena disana sudah berhasil,” ujar wanita yang juga mantan istr juru kunci di Bukit Selok ini. Ada yang datang sendirian namun ada pula yang bersama keluarga dan tetangga. Ada yang sekedar jiarah namun ada juga yang menenangkan dirinya dengan samadi berhari-hari.
Selok
Lembu Semingkir.
Menurut cerita legenda atau hikayat yang tercatat dalam sebuah buku berjudul Kumpulan Legenda Kabupaten Cilacap yang diterbitkan oleh Yayasan Pembinaan Generasi Muda, bahwa ihwal cerita tentang gunung Selok ini bermula dari hilangnya kotak wasiat Gunung Srandil yang menjadi bahan pembicaraan di Padepokan Jambe Pitu. Oleh Ki Trunaseloka salah seorang pengawal SanggarPamujan diceritakan beberapa kejadian tentng hilangnya kotak wasiat tersebut.
Dikatakan,  menjelang senja ketika ia sedang berada di depan pintu padepokan tiba tiba saja wajahnya tersapu oleh angin sepoi-sepoi dari arah depan dan tak lama kemudian ia jatuh dan tak sadarkan diri. Setelah siuman tak lebih dari jarak 5 m dari tempat ia berdiri, kelihatan laki-laki tua renta dengan janggutnya putih terurai hampir sampai ke tanah.
Dengan wajah mengejek orang tua itu mengatakan bahwa dirinya bernama Lembu Sumingkir, seorang keturunan terakhir dari kerajaan Pajang. Dan orang tua itu juga mengaku dialah yang mengambil kotak wasiat. Setelah mengatakan pengakuannya, orang tua misterius ini hilang musnah tak berbekas seakan ditelan bumi.Ki Trunaseloka yakin sekali bahwa orang tua tersebut adalah orang yang sakti dan amat tinggi ilmunya hingga dirasa sulit mencari bandingannya.
Kyai Jambe Pitu.
Kyai Jambe Pitu, dan 4 pendekar pembantunya kedatang tamu berjumlah tiga orang. Setelah disambut dan  mendengar apa maksud kedatangan orang asing itu yakni meminta kembang Wijayakusuma. Setelah berbasa basi sebentar dan kelima pendekar padepokan  mengadakan perundingan.  Kelima pendekar itu memutuskan untuk tidak menyerahkan bunga gaib Kembang Wijayakusuma kepada siapa pun. Menurut mereka, waktu itu belumlah saatnya kembang gaib itu diperebutkan.
Kepada tiga pendatang itu Kyai Jambe Pitu menyatakan agar mereka kembali saja ke tempat asal mereka masing-masing dan supaya menunggu datangnya Wahyu Kembang Wijayakusuma. Sekarang belumlah waktunya, Mereka baru diharapkan kembali ke padepokan Bukit Selok sewindu lagi. Mendengar jawaban seperti itu, oleh ketiga utusan dianggapnya sebagai penolakan secara halus. Maka mereka merasa tidak mendapat tanggapan yang baik dan marahlah mereka.
Percecokan tidak bisa terhindarkan lagi yang disusul dengan perkelahian seru antara ketiga utusan timur melawan pendekar-pendekar dari Bukit Selok. Mereka mengadu kesaktiannya. Pertarungan berlangsung berhari-hari lamanya dan  berakhir dengan kemenangan pihak pendatang.
Kyai Jambe Pitu, Jambe Lima, Kampret Ireng, Sambung Langu dan Wesi Putih berguguran satu demi satu. Anehnya kelima pendekar ini kemudian musnah tak meninggalkan bekas, apalagi mayatnya tak kelihatan sama sekali. Sebagai kenangan abadi, oleh penduduk sekitar Bukit Selok ditanamlah tujuh batang pohon Pinang (Jambe).  Sedang bekas tempat pemujaan Kyai Jambe Pitu ditanam Pohon Ketapang yang hingga sekarang masih hidup subur.
Selanjutnya setelah ketiga pendekar itu berhasil mengalahkan pendekar bukti Selok, diantara mereka sendiri timbul perselisihan karena masing-masing ingin menguasai bunga gaib yang belum ditangan itu. Satu persatu utusan itu terkapar tewas dalam perkelahian yang amat seru. Bunga gaib Kembang Wijaya Kusuma tetap berada di tempatnya yakni di Pulau Majethi arah selatan pulau Nusakambangan bagian timur hingga sekarang. (SH/Berbagai Sumber).

Sedulur Papat Lima Pancer dan Sistem Kemalaikatan

Sedulur Papat Lima Pancer dalam Kitab Kidung Purwajati
Mengambil dari Kitab Kidungan Purwajati tulisannya dimulai dari lagu Dhandanggula yang bunyinya sebagai berikut:
"Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang".

Pada lagu diatas, disebutkan bahwa “Saudara Empat” itu adalah Marmati, Kawah, Ari – ari (plasenta/ tembuni) dan Darah yang umumnya disebut Rahsa. Semua itu berpusat di Pusar yaitu berpusat di Bayi.

Jelasnya mereka berpusat di setiap manusia. Mengapa disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari – Ari, dan Rahsa? Marmati itu artinya Samar Mati (Takut Mati)! Umumnya bila seorang ibu mengandung sehari - hari pikirannya khawatir karena Samar Mati. Rasa khawatir tersebut hadir terlebih dahulu sebelum keluarnya Kawah (air ketuban), Ari – ari, dan Rahsa. Oleh karena itu Rasa Samar Mati itu lalu dianggap Sadulur Tuwa (Saudara Tua). Perempuan yang hamil saat melahirkan, yang keluar terlebih dahulu adalah Air Kawah (Air Ketuban) sebelum lahir bayinya, dengan demikian Kawah lantas dianggap Sadulur Tuwa yang biasa disebut Kakang (kakak) Kawah. Bila kawah sudah lancar keluar, kemudian disusul dengan ahirnya si bayi, setelah itu barulah keluar Ari – ari (placenta/ tembuni).

Karena Ari – ari keluar setelah bayi lahir, ia disebut sebagai Sedulur Enom (Saudara Muda) dan disebut Adhi (adik) Ari-Ari. Setiap ada wanita yang melahirkan, tentu saja juga mengeluarkan Rah (Getih=darah) yang cukup banyak. Keluarnya Rah (Rahsa) ini juga pada waktu akhir, maka dari itu Rahsa itu juga dianggap Sedulur Enom. Puser (Tali pusat) itu umumnya gugur (Pupak) ketika bayi sudah berumur tujuh hari. Tali pusat yang copot dari pusar juga dianggap saudara si bayi. Pusar ini dianggap pusatnya Saudara Empat. Dari situlah muncul semboyan ‘Saudara Empat Lima Pusat’

Keempat nafsu yang digambarkan oleh ke empat hewan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Amarah : Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah saja, tentu akan selalu merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut/ bertengkar dan akhirnya akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.

Supiyah / Keindahan : Manusia itu umumnya senang dengan hal hal yang bersifat keindahan misalnya wanita (asmara). Maka dari itu manusia yang terbenam dalam nafsu asmara/ berahi diibaratkan bisa membakar dunia.

Aluamah / Serakah : Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah. Maka dari itu, apabila nafsu tersebut tidak dikendalikan manusia bisa merasa ingin hidup makmur sampai tujuh turunan.

Mutmainah / Keutamaan : Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, namun bila melebihi batas, tentu saja tetap tidak baik. Contohnya: memberi uang kepada orang yang kekurangan itu bagus, namun apabila memberikan semua uangnya sehingga kita sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukan hal yang baik.

Maka dari itu, saudara empat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain, yaitu harus selalu menang atas mereka sehingga bisa mengatasinya. Kalau Manusia bisa dikalahkan oleh saudara empat ini, berarti hancurlah dunianya. Sebagai Pusat, manusia harus bisa menjadi pengawas dan menjadi patokan. Benar tidaknya silakan anda yang menilai.

Sedulur Papat Lima Pancer dan Sistem Kemalaikatan
Setelah Islam masuk Pulau Jawa kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dengan 4 malaikat di dunia Islam yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, Ijro'il. Dan oleh ajaran sufi tertentu di sejajarkan denga ke'empat sifat nafsu yaitu: Nafsu Amarah, Lawwamah, Sufiah dan Mutmainah.

Pertama Jibril atau dalam bahasa ibrani Gabriel artinya pahlawan tuhan fungsinya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi. Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN. Ada pandangan yang menyatakan setelah Nabi Muhammad wafat maka otomatis Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir.

Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai Jibrilnya. Hakikatnya hanya ada satu Jibril di alam raya ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam Al-Quran. Tetapi setiap diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B, si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2 setiapm cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi sang diri. setiap diri menerima limpahan cahayanya.
Diantara limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang.

Jibril akan menuntun manusia kejalan yang benar, yang telah membersihkan dirinya, membersihkan cerminnya, membersihkan hatinya. Jibril lah yang menambah daya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan diri Pribadi.

Jibril tidak mampu mengantarka diri Nabi ke Sidratul Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia lainnya yaitu Mikail isrofil Ijroil.

Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus janin ternyata disertai saudara2nya yang lain. Ditinjau dari keddudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau kakang (saudara tua ) si bayi. begitu bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik. tetapi exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi tersebut sampai akhir hayat.

secara extensi Jibril diciptakan setelah malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang membungkus janin di pintu rahim (cervix)

Ke Dua Malaikat Israfil. Menurut hadis malaikat Israfil diciptakan setelah penciptaan Arsy ( Singgasana Tuhan ) disebut sebagai malaikat penggenggam alam semesta, ia meniup Terompet Pemusnahan Dan Pembangkitan. Ia digambarkan menengadah ke atas untuk melihat jadwal kiamat yang ada di Lawh Al Mahfuzh.

Israfil di sepadankan dengan ari-ari, tembuni atau Placenta, Ari-Ari adalah yang memayungi sang janin sampai ketempat tujuan dialah yang memberikan keamanan menyalurkan makanan dan kenyamanan pada janin dengan ari-ari ini kehidupan berlangsung dalam janin.
Exsistensi Ari-ari ini disejajarkan dengan malaikat Israfil Dalam kelahiran janin, Ari-ari diterima sebagai saudara muda (adik).

Meskipun jasadnya telah tak ada lagi ari-ari tetap memberikan perlindungan bagi manusia setelah dilahirkan. Dari sisi keberadaanya malaikat Israfil dicipta terlebih dahulu dari pada malaikat Mikail dan Jibril As. Israfil diyakini sebagai Pelita Hati Bagi manusia agar hatinya tetap terang, Itulah sebabnya sejahat-jahatnya manusia masih ada secercah cahaya dalam hatinya tetap ada kebaikan yang dimilikinya meski hanya sebesar debu...

Yang ketiga adalah Malaikat Mikail, Salah satu malaikat yang menjadi pembesar para malaikat.. Tugas malaikat Mikail adalah Memelihara Kehidupan. Dalam hadis diceritakan bahwa malaikat Mikail mengemban tugas memelihara pertumbuhan pepohonan, kehidupan Hewan juga Manusia.. Dialah yang mengatur angin dan hujan dan membagi rejeki pada seluruh mahluk.

Pada konsep sedulur papat yang sudah di sesuaikan dengan ajaran Islam, Tali Pusar merupakan Lokus, tempat dudukan bagi malaikat Mikail dia merupakan tali penghubung bagi kehidupan manusia.Zat zat makanan, Oksigen dan Zat yang perlu dibuang dari tubuh janin agar tidak meracuni tubuh janin. Subhanallah.. Dia telah mengatur kehidupan manusia dalam rahim melalui malaikat malaikatnya.

Mikail dipandang orang jawa sebagai saudara yang memberikan sandang, pangan dan papan, Jika seseorang memohon perlindungan tuhan maka Mikail yang akan menjalankan perintah Tuhan untuk melindunginya.

Ke Empat adalah Malaikat Ijroil. Malaikat Maut yang dipercaya sebagai yang bertanggung jawab akan Kematian. Kehadirannya amat ditakuti Manusia.. Jika ajal telah tiba maka ia akan Me wafatkan manusia sesuai waktunya.

Dalam konsep sedulur papat Malaikat maut ini ternyata saudara Manusia sendiri bukan orang lain dan ia tidak akan menyalahi tugasnya bila seseorang belum sampai ajalnya dia tak akan mewafatkannya.. Dia hadir untuk meringankan penderitaan manusia, saudara sejati pasti melindungi bila yang bersangkutan selalu dijalan yang benar. Bayangkan bila manusia tidak bisa mati tetapi hidupnya menderita..? apa tidak tersiksa..? bayangkan bila ada orang yang mau mati aja sulitnya bukan main.. Nauzubillah..

Ijroil disebut sebagai kekuatan Tuhan yang berada didalam Darah, Dalam kehidupan sehari hari Ijroil bertugas untuk menjaga hati yang suci, Jika hati terjaga kesuciannya maka ketakutan akan hidup menderita dan kematian akan tak ada lagi.

Jika ajal telah sampai maka Ijroil mengorganisasi malaikat lainnya, mengorganisasi saudara saudara lainnya untuk mengakhiri hidupnya. Permana yang memberikan kekuatan pada sang Jiwa diangkat keluar tubuh, sehingga tubuh tak dapat lagi dikendalikan oleh jiwa. Ruh penyambung hidup kita lepas.. tubuh menjadi lunglai lak berdaya dan ini bentuk umum kematian bagi manusia.. loh kok gitu yaa..? Nah yang tidak umum yaaa.. bila Sang Diri Sejati manusia mampu memimpin saudara-saudaranya untuk melepaskan Jiwa manusia kealam Gaib. Orang demikian sudah mempu menyongsong kematiannya dengan benar, dia memberitahukan pada sanak dan saudaranya kapan kematiannya akan datang.

Semua saudara gaib ini sudah menjadi satu dengan tubuh kita, ketika dalam rahim sendiri-sendiri wujudnya. tapi ketika sang Bayi sudah lahir hanya ada satu wujud. Empat saudara kita tetap menyertai kita dalam wujud Ruh dan Tidak Kasat Mata.

Ada kutipan Ayat dalam Al-Quran yang perlu di simak.
" In Kullu nafsin lamma alayha hafizh" > 'Setiap diri niscaya ada penjaganya' Atau "Wa huwa al-qahir fawq iba'dih wa yusril alaykum hafazhah hatta idza ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wahum la yufarrithun" >' Dialah yang berkuasa atas semua hambanya. Dan dia mengutus kepada kalian Penjaga-Penjaga untuk melindungimu. Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan-utusan kami itu mewafatkannya tanpa keliru"

Simbolisasi Sedulur Papat Limo Pancer dalam Pewayangan
Semar sebagai pamomong keturunan Sapta Arga tidak sendirian. Ia ditemani oleh tiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk, Bagong. Ke empat abdi tersebut dinamakan Panakawan. Dapat disaksikan, hampir pada setiap pegelaran wayang kulit purwa, akan muncul seorang ksatria keturunan Saptaarga diikuti oleh Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Cerita apa pun yang dipagelarkan, ke lima tokoh ini menduduki posisi penting. Kisah Mereka diawali mulai dari sebuah pertapaan Saptaarga atau pertapaan lainnya. Setelah mendapat berbagai macam ilmu dan nasihat-nasihat dari Sang Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, dengan melakukan tapa ngrame. (menolong tanpa pamrih).

Dikisahkan, perjalanan sang Ksatria dan ke empat abdinya memasuki hutan. Ini menggambarkan bahwa sang ksatria mulai memasuki medan kehidupan yang belum pernah dikenal, gelap, penuh semak belukar, banyak binatang buas, makhluk jahat yang siap menghadangnya, bahkan jika lengah dapat mengacam jiwanya. Namun pada akhirnya Ksatria, Semar, Gareng, Petruk, Bagong berhasil memetik kemenangan dengan mengalahkan kawanan Raksasa, sehingga berhasil keluar hutan dengan selamat. Di luar hutan, rintangan masih menghadang, bahaya senantiasa mengancam. Berkat Semar dan anak-anaknya, sang Ksatria dapat menyingkirkan segala penghalang dan berhasil menyelesaikan tugas hidupnya dengan selamat.

Mengapa peranan Semar dan anak-anaknya sangat menentukan keberhasilan suatu kehidupan? Semar merupakan gambaran penyelenggaraan Illahi yang ikut berproses dalam kehidupan manusia. Untuk lebih memperjelas peranan Semar, maka tokoh Semar dilengkapi dengan tiga tokoh lainnya. Ke empat panakawan tersebut merupakan simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya. Semar mempunyai ciri menonjol yaitu kuncung putih. Kuncung putih di kepala sebagai simbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta. Gareng mempunyai ciri yang menonjol yaitu bermata kero, bertangan cekot dan berkaki pincang. Ke tiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata kero, adalah rasa kewaspadaan, tangan cekot adalah rasa ketelitian dan kaki pincang adalah rasa kehati-hatian. Petruk adalah simbol dari kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih. Sedangkan karya disimbolkan Bagong dengan dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya selalu bersedia bekerja keras.

Cipta, Rasa, Karsa dan karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cipta, rasa, karsa dan karya berada dalam satu wilayah yang bernama pribadi atau jati diri manusia, disimbolkan tokoh Ksatria.
Gambaran manusia ideal adalah merupakan gambaran pribadi manusia yang utuh, dimana cipta, rasa, karsa dan karya dapat menempati fungsinya masing-masing dengan harmonis, untuk kemudian berjalan seiring menuju cita-cita yang luhur. Dengan demikian menjadi jelas bahwa antara Ksatria dan panakawan mempunyai hubungan signifikan. Tokoh ksatria akan berhasil dalam hidupnya dan mencapai cita-cita ideal jika didasari sebuah pikiran jernih (cipta), hati tulus (rasa), kehendak, tekad bulat (karsa) dan mau bekerja keras (karya).
Simbolisasi ksatria dan empat abdinya, serupa dengan 'ngelmu' sedulur papat lima pancer. Sedulur papat adalah panakawan, lima pancer adalah ksatriya.
Berminat mendayagunakan kekuatan saudara sekandung “sedulur papat limo pancer” anda ikuti program pembangkitan ruhaniyah pribadi memanfaatkan Sedulur Papat Lima Pancer dan Sistem Kemalaikatan.

Beberapa Kerajaan Ghaib yang Terkenal

KERAJAAN LAUT PANTAI SELATAN

Picture
Pantai selatan Jawa Dipercaya masyarakat Jawa dan Sekitarnya dihuni oleh bangsa halus yang mendiami Sebuah kerajaan Ghaib yaitu keraton kidul / keraton pantai selatan. apakah kepercayaan itu hanya mitos /sekedar cerita ataukah memang benar adanya ? marilah kita telusuri bersama sejarah dan berdirinya Keraton Kidul sebagai keraton ghaib dari sumber sejarah serta pandangan islam tentunya

SEJARAH KERAJAAN PADJAJARAN

Pada sekitar tahun 932 Masehi di tanah Pasundan berdiri sebuah kerajaan Besar di daerah Pakuan yang   didirikan
oleh Srijayabhupati. Kemudian kerajaan Pakuan tsb berubah menjadi kerajaan Padjajaran. Kerajaan Padjajaran Mencapai Puncak kejayaan pada masa pemerintahan Prabu Surya Kencana yang bergelar Prabu Silih Wangi / Prabu Siliwangi.Prabu Siliwangi adalah seorang raja yang arif bijaksana dan dicintai oleh semua rakyat pakuan Padjajaran.
Disamping karena kesaktian yang dimilikinya, beliau juga sangat memperhatikan kehidupan raktyatnya. PrabuSiliwangi Mempunyai Dua orang permaisuri Yaitu Ratu Nilakendra dan Ratu Alit Saraswati. Kedua permaisuri HidupBerdampingan dengan Rukun hingga pada suatu saat Rakyat padjajaran dilanda Pageblug / Wabah penyakit yang Sangat ganas hingga menyebabkan sakit dan meninggalnya permaisuri Ratu Alit Saraswati
Pada Tahun 1579 Kerajaan Padjajaran Diserang dan dihancurkan oleh Sultan Maulana Yusuf Dari Kasultanan Banten Pada Saat itu Ratu Nilakendra Sedang mengandung 9 bulan calon pengganti Tahta Padjajaran. Prabu Siliwangi menyerah dan Tunduk kepada Sultan Maulana Yusuf Dari Banten dan beliau masuk agama islam sedangkan Ratu Nilakendra melarikan diri ke Pantai selatan Pakuan ( Sekarang Dikenal Sebagai Pelabuhan Ratu ) Karena tidak ada jalan keluar dari kejaran Pasukan Banten akhirnya Ratu Nilakendra Menceburkan Diri Ke Laut selatan. Karena berilmu Tinggi maka Ratu Nilakendra Tidak Mati Tapi  berpindah Alam ( Moksa Ke Alam Jin ) Dan Beliau menguasai sebuah Kerajaan Jin Di Pantai selatan Dan Terkenal dengan Sebutan Ratu Pantai Selatan. Ratu Nilakendra Mempunyai Dua Putri Yaitu Kembar Yaitu Nyi Nilam Sari & Nyi Rantam Sari.Nyi Nilam Sari Menguasai Pantai selatan jawa Bagian Tengah Dengan Sebutan Nyi Roro Kidul Dan Nyi Rantam Sari Menguasai Pantai Utara Jawa Dengan Sebutan Dewi Lanjar



NYI RORO KIDUL

Picture

Dewi Nilam Sari / Nyi Nilam Sari Menguasai Pantai Selatan Jawa Bagian tengah dan timur dengan Gelar Nyi Roro Kidul Ia menguasai kerajaan jin / kerajaan ghaib yang ada di tengah lautan lepas pantai selatan jawa. Dari Nyi Roro Kidul inilah Lahir Raja raja di tanah jawa dan setiap Raja Jawa yang memerintah pastilah mempunyai kaitan / hubungan khusus dengan keraton Kidul.
Untuk lebih jelasnya marilah kita telusuri Kisah nya

HUBUNGAN ANTARA KERATON KIDUL DAN KERATON DI TANAH JAWA

Pada Waktu Itu Panembahan Senopati ( Raja Mataram Yang Ke 2 ) Mengasingkan diri ke pantai selatan untuk Meditasi Dan Mempersiapkan strategi perang melawan musuh musuhnya . Sewaktu sedang bermeditasi datanglah Nyi Roro Kidul dan dia berjanji akan membantu Kerajaan Mataram ( Yogyakarta & Surakarta Sekarang ) Sebagai imbal baliknya Panembahan senopati harus mau memper istri/ menjalin hubungan batin dengan Laut Selatan . hubungan itu terpelihara hingga sekarang lewat adanya penghormatan kepada laut selatan dengan Ritual Labuhan,dalam keraton yogyakarta sendiri Penghormatan itu diwujudkan dengan adanya Tari Bedoyo Lambangsari Dan tari Bedoyo Semang sebagai wujud hubungan bathin yang kuat Agar Keraton Kidul Ikut Menjaga ketentraman dan Kedamaian di bumi mataram
PINTU GHAIB PENGHUBUNG KERATON KIDUL DAN ALAM DUNIA

1. SUMUR GUMULING
Terletak Di sebelah Selatan Keraton Yogyakarta tepatnya Di Taman Sari. Dari tempat inilah biasanya raja raja Mataram melakukan kunjungan Dinas ke Keraton kidul sebaliknya juga keraton kidul mengirim utusan apabila keraton mataram sedang
mempunyai hajatan.


2. GUA LANGSE
Terletak di sebelah Barat Pantai Karang Bolong. Di tempat inilah pertama kali Panembahan Senopati bertemu dan Menjalin Hubungan kekerabatan dengan keraton Pantai Selatan

3. BUKIT PANUWUN
Terletak Di sebelah barat pantai Parang Kusumo Yogyakarta

4. CADAS PANGEMBAN
Terletak Di sebelah timur Pantai Nusa Kambangan Di wilayah Cilacap Jawa Tengah

5. WATU KEMBAR
Ada di wilayah obyek wisata pantai Parang Tritis Yogyakarta

6. GOA MANGANTI
Terletak Di sebelah Timur Pantai Pandaan Di Wilayah  Magetan Jawa Timur

7. SITU BABENDEUNG
Sebelah Utara Pantai Pelabuhan Ratu Jawa Barat

MEMASUKI KERATON KIDUL PANTAI SELATAN

1. Gerbang Kota Ratu Dijaga Oleh Bangsa Jin Yang Disebut Abdi Jobo / Pengawal Luar  Yang menjaga di Semua pintu masuk akses ke keraton dari Arah timur, barat,utara,selatan dan Juga dari Gerbang Gaib
2. Sasono Pangadep / Pintu Masuk Utama Dijaga Oleh Sepasang Buaya Putih Yang Disebut Abdi Tengah / Penjaga pintu gerbang Yang Bernama Punggowo Joleno Dan Punggowo Joleni3. Sasono Kaputren / Tempat Pisowanan Dijaga Oleh Dayang Dayang Yang Disebut Abdi Dalem / Penjaga dalam .Tempat Ini Biasa Digunakan Untuk Menerima Tamu Dari Keraton Yogyakarta Dan Tamu Tamu Lain nya . Dan juga digunakan Untuk Latihan Olah keprajuritan Keraton Kidul
4. Sasono Hinggil Pasewakan / Tempat bertahta nya Ratu Kidul. Dijaga Oleh 4 Orang Patih / Pengawal Ratu Yaitu 2 orang Patih Luar/ Patih Jobo : Tapak Suro & Tapak Nenggolo Dan 2 Orang Patih Dalam / Patih Jero : Brojo Dento & Brojo Lamatan



KERATON GAIB GUNUNG MERAPI

Picture
Gunung Merapi Terletak Di wilayah utara Yogyakarta di Kab Sleman. Gunung Merapi Merupakn Gunung Berapi Aktif Tertua Di pulau jawa dan sampai sekarang masih berdiri Kokoh. Konon dalam kepercayaan Masyarakat jawa gunung Merapi Merupakan Pusat Kekuatan Magis Di wilayah Yogyakarta dan Jawa Karena Apabila Ditarik Garis Lurus Masih Satu Kesatuan Antara Laut Selatan, Keraton Yogyakarta Tugu dan Gunung Merapi.